Harga Rokok Zirro Di Warung Madura

Harga Rokok Zirro Di Warung Madura

Harga rokok resmi naik mulai 1 Januari 2022. Itu terjadi usai Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata 12 persen.

Meski sudah berlaku, tapi sejumlah warung eceran maupun swalayan masih belum menaikkan harga jual rokok mereka.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Senin (3/1) pagi, kenaikan harga rokok di warung eceran milik Sefa (31) di bilangan Tendean, Jakarta Selatan, baru diterapkan pada rokok merek Marlboro dan Evolution saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih jual di harga normal, karena mengikuti harga dari agen saja. Yang naik baru Evolution sama Marlboro," ungkap Sefa.

Sebelumnya harga satu bungkus Avolution dan Marlboro di warung miliknya masing-masih sebesar Rp32 ribu. Kini telah naik sebesar Rp1.000 untuk kedua merek rokok tersebut menjadi Rp33 ribu.

Selain kedua mereka rokok tersebut, Sefa masih menjual rokok merek lainnya di harga normal. Berikut rinciannya.

Gudang Garam Rp21 ribu.Sampoerna Mild Rp26 ribu.Dji Sam Soe Rp16 ribu.Djarum Coklat Rp15 ribu.Magnum Hitam Rp20 ribu.Magnum Biru Rp23 ribu.Dunhill Putih Rp34 ribu.Camel Ungu isi 20 Rp26 ribu.Berry Pop Rp26 ribu.Shuffle Pop Rp26 ribu.Esse Grape Rp30 ribu.Esse Change Apple Mint Rp29 ribu.Esse Juicy Rp29 ribu.MLD Rp29 ribu.LA Bold Rp28 ribu.Clas Mild Rp25 ribu.Djarum Super Rp21 ribu.Lucky Strikes Rp28 ribu.

Sementara, di warung eceran lain yang masih di bilangan Tendean, harga rokok masih seperti sebelumnya atau belum naik.

"Belum naik, masih jual harga normal. Kemungkinan naikin setengah bulan lagi. Itu juga nunggu arahan dari bos," kata Amin (26) seorang penjaga warung eceran.

Saat ini Amin masih menjual rokok di harga normal. Di antaranya.

Marlboro Rp32 ribu.Evolution Rp32 ribu.Gudang Garam Rp21 ribu.Sampoerna Mild Rp26 ribu.Dji Sam Soe Rp19 ribu.Magnum Hitam Rp19 ribu.Magnum Biru Rp23 ribu.Dunhill Putih Rp34 ribu.LA Rp25 ribu.LA Bold Rp27 ribu.Clas Mild Rp24 ribu.Djarum Super Rp21 ribu.

Kemudian, untuk harga rokok di minimarket seperti Indomaret, harga rokok belum naik seluruhnya. Dari sederet merek yang dijual hanya Gudang Garam Surya Filter isi 16 dan 12 dan Gudang Garam isi 12 yang naik.

"Sejak hari ini, baru Gudang Garam Surya Filter 16 sama 12 dan Gudang Garang yang naik," ungkap Wulanda (20) seorang kasir Indomaret di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Gudang Garam Surya isi 16 kini dijual seharga Rp27.100 dari yang sebelumnya Rp26.700. Sementara untuk isi 12 kini dijual Rp20.600 dari yang sebelumnya Rp20.300.

Begitu juga harga Gudang Garam isi 12. Kini, satu bungkus rokok tersebut dihargai Rp20.600 dari yang sebelumnya Rp20.300. Sementara, sisanya masih belum ditetapkan kenaikan.

Marlboro Rp32.500.Gudang Garam Signature Rp19 ribu.Sampoerna Mild Rp26.200.Dji Sam Soe Rp18 ribu.Djarum Coklat Rp14 ribu.Magnum Hitam Rp17.600.Magnum Biru Rp22.700.Dunhill Putih Rp35.600.Camel Ungu isi 20 Rp25.500.Berry Pop isi 12 Rp16 ribu.Esse Punch Pop Rp25.500.MLD Rp30.300.LA Bold Rp28.200.LA Rp25.700.Clas Mild Rp24.700.Djarum Super Rp20.400.Lucky Strikes Rp29.100.Surya Pro Rp22.900

Sedangkan di minimarket lainnya seperti Alfamart, harga rokok belum mengalami kenaikan.

"Masih jual di harga normal. Kita ngikut dari pusat karena harga juga dari sana," kata Lia (33) seorang kasir di Alfamart di bilangan Tegal Parang.

Ketika ditanya kapan akan menerapkan kenaikan, Lia mengaku belum mengetahui informasi lebih lanjut tentang hal tersebut.

Saat ini Alfamart masih menjual rokok di harga yang sama seperti tahun lalu atau sebelum ada kenaikan tarif CHT.

Marlboro Rp33.700.Gudang Garam Surya Filter isi 16 Rp26.700.Gudang Garam Surya isi 12 Rp20.600.Gudang Garam Rp20.500.Gudang Garam Signature Rp18.900.Gudang Garam Merah Rp14 ribu.Sampoerna Mild Rp26.400.Dji Sam Soe Rp18.200.Djarum Coklat Rp14.600.Magnum Hitam Rp18.200.Magnum Biru Rp23.200.Dunhill Putih Rp35.100.Camel Putih Rp25.300.Esse Change Juicy Rp22.300.Esse Change Apple Mint Rp22.300MLD Rp30.200.LA Bold Rp27.600.LA Rp25.700.Clas Mild Rp24.700.Djarum Super Rp20.600.Lucky Strikes Rp29 ribu.Surya Pro Rp22.700

Untuk diketahui, harga rokok resmi naik mulai 1 Januari 2022. Hal tersebut tak lepas dari kenaikan tarif cukai CTH rata-rata 12 persen di tahun ini.

Kenaikan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun Atau Klobot, Dan Tembakau Iris.

Selain rokok batangan, Sri Mulyani juga menaikkan tarif cukai dan harga jual eceran (HJE) terendah rokok elektrik. Kenaikan terjadi di semua jenis seperti rokok elektrik padat, rokok elektrik cair sistem terbuka, dan rokok elektrik cair sistem tertutup.

Larangan Warung Madura buka 24 jam di Bali menjadi polemik di kalangan masyarakat. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM) mengimbau pemilik warung Madura di Bali tidak membuka usahanya selama 24 jam.

Hal tersebut terjadi karena banyak minimarket setempat yang merasa tersaingi akan hadirnya Warung Madura yang beroperasi selama 24 jam.

Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM), Arif Rahman Hakim mengimbau masyarakat agar warga Madura dapat mengikuti aturan jam operasional yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana sejarah awal mula dikenalnya Warung Madura yang beroperasi selama 24 jam tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Sejarah Warung Kelontong Madura

Warung Madura mulanya terkenal karena beroperasi selama 24 jam dengan tujuan memudahkan warga yang membutuhkan sembako, obat-obatan atau kebutuhan genting lainnya saat menjelang tengah malam.

Warung Kelontong Madura atau Warung Sembako Madura muncul pertama kali di Jakarta sekitar tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Sesuai dengan namanya, para pemilik warung tersebut berasal dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Dari Madura, mereka merantau ke Jakarta dan bermukim di Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk mencari peluang usaha di kota-kota besar. Mulanya, perantau dari Sumenep tersebut menjual alat-alat bangunan dari bahan kayu yang dipasok dari Kalimantan.

Berbeda dengan saudaranya yang berasal dari Bangkalan dan Sampang. Mereka banyak dijumpai di sudut-sudut Jakarta dengan menjual makanan khas mereka seperti sate dan bubur kacang ijo. Kabar kesuksesan perantau tersebut semakin luas.

Sehingga, orang-orang terdekat mulai tertarik untuk terjun mengembangkan usaha tersebut sebagai pemilik usaha maupun penjaga toko kelontong. Hampir di seluruh daerah perkampungan di Jakarta, masyarakat dapat menemukan banyak Warung Kelontong Madura.

Meskipun toko berukuran kecil, namun warung kelontong Madura menyediakan hampir semua kebutuhan masyarakat mulai dari sembako, token listrik, makanan, minuman hingga menjual eceran bensin botol.

Sejarah Pertama Kali Dibukanya Warung Madura

Warung Madura pertama kali muncul di Jakarta sekitar tahun 1990-an hingga awal 2000-an.

Pemilik warung ini berasal dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan merantau ke Jakarta untuk mencari peluang usaha di kota-kota besar.

Awalnya, mereka menjual alat-alat bangunan dari kayu yang dipasok dari Kalimantan. Mayoritas perantau dari Sumenep ini menetap di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Seiring dengan kesuksesan usaha mereka, orang-orang terdekat pun tertarik untuk terlibat dalam mengembangkan usaha tersebut, baik sebagai pemilik maupun penjaga toko kelontong.

Di hampir seluruh perkampungan di Jakarta, masyarakat bisa menemukan banyak Warung Kelontong Madura.

Warung Madura dinamakan demikian karena sebagian besar pemiliknya berasal dari Madura yang merantau.

Mereka mendirikan warung kelontong di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa, untuk menjual berbagai kebutuhan pokok seperti mi instan, galon, gas, dan sampo.

Nama "Madura" mencerminkan identitas dan asal-usul para pemilik warung tersebut.

Kesuksesan Warung Madura

Seiring berjalannya waktu, Warung Kelontong Madura terus berkembang dan meluas. Karena usaha menjalankan pola usaha berbasis kekerabatan. Hingga saat ini, usaha Warung Kelontong Madura telah berhasil melebarkan sayapnya sampai ke wilayah sekitar DKI Jakarta, seperti Depok, Bekasi, Bogor, bahkan Tangerang.

Tak hanya tersebar di wilayah Jabodetabek, Warung Kelontong Madura kini telah tersebar di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya dan kota besar lainnya.

Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Warung Madura merujuk pada toko kelontong yang menjual berbagai barang untuk sehari-hari. Mulai dari kebutuhan dapur, aneka jajanan, pulsa dan token listrik, hingga bensin eceran. Selaras dengan namanya, pemilik atau penjaga warung ini berasal dari Madura. Sehingga, itulah yang jadi alasan penamaan toko kelontong tersebut sebagai warung Madura.

Ini bermula seorang perantau asal Sumenep yang sukses menjalankan toko kelontongnya di suatu kota besar. Kabar kesuksesan itu segera menyebar di kampung halaman . Hal tersebut membuat orang-orang terdekatnya tertarik untuk menjalankan jenis usaha yang sama. Terlebih, jiwa perantau yang melekat pada masyarakat Madura turut mendorong tekad mereka untuk membuka toko kelontong yang kini dikenal sebagai warung Madura.

Warung Madura semakin berkembang pesat dari hari ke hari. Sebab, ada daya tarik tersendiri yang dimiliki warung Madura. Barang-barang yang dijual di dalamnya tergolong murah. Faktor ini menjadi pertimbangan sebagian masyarakat lebih memilih untuk belanja di warung Madura.[1]

JAKARTA -- Warung kelontong Madura atau warung sembako Madura muncul pertama kali di Jakarta sekitar akhir tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Sesuai dengan nama, para pemilik warung kala itu berasal dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Dari Pulau Madura, mereka merantau ke Jakarta, khususnya ke daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Sejak awal Warung Madura mulai tumbuh di kota-kota besar karena para perantau asal Madura sengaja mencari peluang usaha di kota-kota besar. Dimulai dari Jakarta dan sekarang sudah menyebar ke Jabodetabek. Bahkan, sekarang sudah ke kota-kota besar lain, seperti Bandung, Yogyakarta, Solo dan Surabaya,” kata Ketua Pusat Studi Sosiologi dan Pengembangan Masyarakat (PS2PM), Program Studi Sosiologi, FISIB, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Medhy Aginta Hidayat.

Medhy juga pernah melakukan penelitian tentang Warung Madura yang bisa disimak dalam penelitiannya berjudul “Jejaring Warung Kelontong Madura di Jabodetabek: Model Kemandirian Sosial Ekonomi Perantau Berbasis Kearifan Lokal, Modal Sosial dan Identitas Etnik.”

Di Jakarta, warung kelontong tidak hanya Warung Madura. Ada juga Warung Kuningan yang pemiliknya berasal dari Kuningan Jawa Barat dan Warung Ucok atau Warung Batak. Agar menonjol di antara warung kelontong, Warung Madura memiliki beberapa ciri khas.

Pertama adalah jam operasionalnya 24 jam. Menurut Medhy, cara ini cerdik mengingat Warung Madura mengambil ceruk pasar pada saat warung lain atau minimarket sudah tutup. Selain jam operasional, hal lain yang membedakan adalah cara menata barang dagangannya.

“Cara men-display barang dagangannya seragam. Pasti ada beras yang diletakkan di tempat kaca, ada mini POM Bensin. Warung Madura yang berada di pemukiman penduduk bisa terletak di gang,” ujarnya.

Selain itu, sistem atau cara pengelolaan Warung Madura seragam. Mereka saling bekerja sama untuk mendapatkan barang dagangan, sistem penggajian, dan sistem merekrut pegawai. Ciri khas terakhir adalah hampir semua pegawai Warung Madura adalah orang Madura. Mereka bisa berasal dari keluarga, teman, atau tetangga si pemilik.

Sejauh ini, Mendhy melihat persaingan usaha antara Warung Madura dan Warung Batak atau Warung Kuningan masih sehat. Sebenarnya kata dia, di lapangan para perantau sudah saling memahami posisi mereka.

“Ada semacam kesepakatan tidak tertulis untuk saling menghargai, saling menjaga, agar mereka sama-sama bisa hidup. Misalnya aturan jarak antar warung, ada kesepakatan tidak tertulis boleh membangun warung dengan jarak dua atau tiga tiang listrik. Selama kesepakatan-kesepakatan ini diterima, saya kira tidak akan terjadi konflik,” ucap dia.

Seiring berjalannya waktu, Warung Madura terus berkembang. Tidak menutup kemungkinan model usaha Warung Madura akan semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Khususnya, mereka yang menyukai harga mura dan ingin belanja dekat rumah apalagi buka 24 jam.

“Berdasarkan data yang ada, jumlah Warung Madura di Jabodetabek saja setiap tahun terus bertambah. Belum di kota-kota lain. Jadi saya kira model usahanya memang menarik dan disukai masyarakat perkotaan,” kata dia. Baca Selengkapnya';

Warung Madura di Denpasar dan Klungkung, Bali tengah menjadi perbincangan karena dilarang beroperasi 24 jam. Imbauan tersebut dikeluarkan karena alasan keamanan dan penertiban administrasi kependudukan.

Polemik ini bahkan telah direspons Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop UKM) melalui Sekretaris Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim. Dia mengimbau para pemilik warung Madura mengikuti regulasi terkait jam operasional daerah setempat.

Dilansir detikBali, hal tersebut diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No 13 Tahun 2018 Kabupaten Klungkung tentang Penataan dan Pembinaan Pasar rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. Aturan itu mengatur jam operasional untuk semua toko, termasuk warung Madura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warung Madura merupakan toko jujugan masyarakat untuk menemukan berbagai barang kebutuhan. Lantas, mengapa disebut sebagai warung Madura? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Faktor Warung Madura Menjadi Populer

Kawan GNFI pasti pada kepo. Kenapa sih, warung ini hitsbanget? Warung Madura populer di berbagai wilayah karena beberapa alasan utama, lho!

Faktor-faktor inilah yang menyebabkan Warung Madura berhasil menjadi salah satu toko kelontong yang paling diandalkan dan populer di berbagai wilayah di Indonesia.

Kawan GNFI dapat insight baru apa nih, mengenai Warung Madura?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Alasan Penamaan Warung Madura

Warung Madura merujuk pada toko kelontong yang menjual berbagai barang untuk sehari-hari. Mulai dari kebutuhan dapur, aneka jajanan, pulsa dan token listrik, hingga bensin eceran.

Selaras dengan namanya, pemilik atau penjaga warung ini berasal dari Madura. Sehingga, itulah yang jadi alasan penamaan toko kelontong tersebut sebagai warung Madura.

Ini bermula seorang perantau asal Sumenep yang sukses menjalankan toko kelontongnya di suatu kota besar. Kabar kesuksesan itu segera menyebar di kampung halaman.

Hal tersebut membuat orang-orang terdekatnya tertarik untuk menjalankan jenis usaha yang sama. Terlebih, jiwa perantau yang melekat pada masyarakat Madura turut mendorong tekad mereka untuk membuka toko kelontong yang kini dikenal sebagai warung Madura.

Warung Madura semakin berkembang pesat dari hari ke hari. Sebab, ada daya tarik tersendiri yang dimiliki warung Madura.

Barang-barang yang dijual di dalamnya tergolong ramah kantong. Faktor ini menjadi pertimbangan sebagian masyarakat lebih memilih untuk belanja di warung Madura.

Selain itu, rata-rata warung Madura buka hingga 24 jam. Dihimpun dari detikFinance, alasan utama warung Madura beroperasi 24 jam karena untuk membantu para pembeli yang memiliki kebutuhan mendadak, terutama saat tengah malam.

Para pemilik warung Madura pun memanfaatkan peluang ini sehingga mereka jarang menutup tokonya. Terlebih, jarangnya toko atau minimarket beroperasi 24 jam juga menjadikan warung Madura memiliki daya saing.

Umumnya, warung Madura akan dijaga secara bergantian dengan kerabat dekat atau pegawai. Kendati demikian, tidak semua warung Madura beroperasi 24 jam.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Tahukah Kawan, mengapa warung Madura buka 24 jam? Kok, nggak pernah kelihatan tutup, ya?

Alasan Mengapa Warung Madura Buka 24 Jam

Tidak semua warung Madura beroperasi selama 24 jam. Meskipun banyak warung Madura terkenal karena buka sepanjang waktu, ada juga yang tidak buka selama 24 jam.

Alasan utama untuk buka 24 jam adalah untuk memudahkan warga yang memerlukan sembako, token listrik, atau obat-obatan di malam hari, serta untuk meningkatkan daya saing dengan warung lainnya.

Warung Madura buka 24 jam dengan beberapa alasan utama. Pertama, untuk mempermudah warga yang memerlukan sembako, token listrik, atau obat-obatan di tengah malam.

Pemilik Warung Madura ada yang menyatakan bahwa mereka berusaha menyediakan kebutuhan masyarakat pada malam hari, seperti mi, telur, dan token listrik.

Kedua, untuk meningkatkan daya saing dengan warung lain. Mereka menawarkan harga yang lebih murah dan beroperasi 24 jam untuk menarik pelanggan.

Selain itu, Warung Madura juga menerapkan strategi baru dengan mendigitalkan warung mereka, seperti menggunakan aplikasi MPStore untuk mencatat laporan keuangan, menerima pembayaran digital, dan menjual produk secara online.

Isi warung Madura tidak seragam di semua lokasi. Meskipun banyak warung Madura dikenal karena buka 24 jam, ada juga yang tidak beroperasi sepanjang waktu.

Alasan utama buka 24 jam adalah untuk memudahkan warga yang memerlukan sembako, token listrik, atau obat-obatan pada malam hari, serta untuk meningkatkan daya saing dengan warung lain.

Warung Madura biasanya menempati ruko sederhana berukuran 4x6 meter dengan etalase yang berisi rokok, mi instan, obat nyamuk, dan obat-obatan umum.

Beberapa warung juga memiliki kulkas berisi minuman dingin di bagian depan. Namun, tidak semua warung Madura menyediakan pom bensin kecil.

Strategi baru yang diterapkan oleh warung Madura adalah dengan mendigitalkan usaha mereka, seperti menggunakan aplikasi MPStore untuk mencatat laporan keuangan, menerima pembayaran digital, dan menjual produk secara online.

Anda mungkin ingin melihat